Ada berbagai macam tema taman yang dikenal di berbagai tempat. Beberapa diantaranya seperti taman Jepang, taman Cina, taman India, taman Eropa dan lain-lain. Taman-taman ini memiliki ciri khas yang membedakan antara yang satu dan lainnya. Namun tahukah Anda bahwa terdapat pula taman Jawa. Dilihat dari namanya, taman ini bisa dikatakan orisinil dari Indonesia. Berbagai hiasan seperti bunga dan ornamen seperti gazebo atau kolam benar-benar tampak berciri khas Indonesia. Nah, ingin tahu bagaimana bentuk taman Jawa yang asli? Simak berbagai informasinya berikut ini. Taman Jawa Setiap peradaban atau suku pasti menyukai keindahan. Salah satu bentuk keindahan yang dibuat adalah keberadaan taman-taman. Lihat saja, bagi istana kerajaan meskipun di masa lampu, terdapat taman yang menghiasi lingkungannya. Tidak terkecuali taman Jawa yang juga menghiasi istana kerajaan Jawa di masa lampau. Taman Sari Jogja, sumber ETTBLNet Taman yang disinyalir merupakan tema taman asli yang terdapat di Indonesia ini memiliki ciri khas tersendiri. Bagian taman, hiasan taman hingga ornamen taman semuanya merepresentasikan budaya Jawa. Penduduk asli Jawa juga mengadopsi berbagai hiasan dan ornamen khas ini untuk bangunan atau lingkungan rumah mereka. Taman ini dahulunya dibangun di areal keraton dan yang diperbolehkan masuk hanya keluarga Raja. Kini taman ini dibuka untuk umum seperti salah satunya yang terdapat di areal keratin Jogja. Konsep taman ini kini diadopsi untuk bangunan hotel, kantor, taman kota dan di rumah masyarakat. Taman bertema Jawa atau Javanese Garden adalah taman khas Jawa yaitu taman yang dibangun dengan tema gaya tradisional Jawa. Prinsip dasar taman ini adalah miniaturisasi dari lanskap atau pemandangan alam tropis di Jawa. Elemen dasar seperti batu-batu dan kolam dipakai untuk melambangkan lanskap alam berukuran besar. Taman dalam bahasa Jawa adalah âPasrenâ. Asal usul kata pasren terdiri dari kata asri yang berarti indah. Mendapat awalan paâ dan akhiran anâ. Sehingga dirangkai menjadi pa + asri + anâpasren. Jadi artinya suatu tempat yang banyak keindahan. Konsep Taman Jawa Taman Jawa terdiri dari sebuah ruangan yang terdapat bangunan pendopo, kolam, serta dilengkapi dengan bangunan berbentuk punden berundak terbuat dari batu dan pohon yang di keramatkan seperti pohon bambu kuning, pohon beringin, pohon bunga kantil, dan yang lainnya. Umumnya taman ini dibuat menurut selera pribadi yang menuntut suasana tenang dan asri serta menjadikannya sebagai tempat untuk bertafakur, introspeksi dan istirahat. Pendopo, sumber Boombastis Pada taman klasik ini umumnya terdapat air, simetris dan alami lalu ditambahkan bangunan buatan manusia seperti punden berundak dan kolam pemandian keluarga raja. Fungsi bangunan berguna sebagai kerangka atau menambahkan kecantikan pemandangan dan juga sebagai dekorasi. Bangunan-bangunan yang ditemukan di taman khas ini antara lain Balai, Pendopo, Segaran, Dwarapala, Paduraksa, Candi bentar, dan punden berundak. Bunga khas atau tanaman hias yang sering menjadi bagian dari taman ini diantaranya adalah mawar merah, mawar putih, kantil, melati, kenanga, sedap malam dan melati gambir. Menurut tradisi, setiap tanaman hias ini memiliki maknanya masing-masing. Semua maknanya berlandaskan filosofi Jawa. Sedangkan untuk pepohonannya, taman tradisional ini juga memiliki pilihan khusus. Yang sering terlihat pada taman tradisional ini adalah pohon sawo kecik, pohon beringin, pohon bambu dan pohon kepel. Dari beberapa pilihan pohon ini, sawo kecil dan kepel adalah pohon yang menghasilkan buah. Buah kepel diketahui sebagai salah satu buah favorit putri keraton Jawa. Bagian Taman Pada taman khas jawa, bagian-bagiannya terdiri dari beberapa seperti bangunan yang ada di taman, gerbang taman dan ornamen taman. Hal ini dapat dilihat saat mengunjungi beberapa taman khas Jawa yang masih ada seperti Taman Sari Jogja, Candi Tikus dan Petirtaan Jolotundo. Taman Sari Jogja, sumber Harian Merapi Untuk bangunan-bangunan yang terdapat pada taman adalah bangunan seperti pendopo, gazebo, punden berundak dan segaran. Pendopo adalah bagian bangunan yang terletak di depan bangunan utama. Sedangkan gazebo adalah tempat yang digunakan untuk melihat pemandangan taman. Punden berundak adalah bangunan teras bertingkat-tingkat meninggi yang menyandar di kemiringan lereng gunung. Sedangkan segaran adalah kolam terletak di taman ini yang berfungsi untuk mensucikan diri mandi, untuk persediaan air, juga untuk menyeimbangkan alam. Pada taman khas ini, terdapat beberapa ornamen yang juga menjadi ciri khasnya. Beberapa yang sering diketahui secara luas oleh masyarakat adalah umbul-umbul, janur kuning, bleketepe dan pohon air warna. Konsep ornamen khas ini kebanyakan dipengaruhi dari budaya yang islami. Sedangkan untuk gerbang, kita sering melihat bangunan gerbang yang ikonik seperti retjo petung dan naga Jawa. Keduanya merupakan gerbang dari konsep taman khas Jawa. Namun terdapat lagi yang lainnya seperti candi bentar, paduraksa dan kala. Candi bentar adalah apa yang sering disebut sebagai gapura. Itu dia berbagai informasi seputar taman Jawa yang khas dan unik untuk Anda. Terdapat bagian taman mulai dari bangunannya, elemen taman, gerbang hingga ornamennya. Pilihan tanaman hias serta pohonnya juga khas dan memiliki makna tersendiri. Sehingga dari sini terlihat bahwa taman ini berbeda dengan taman-taman yang lainnya yang ada di dunia. Setelah mengetahui berbagai informasi seputar taman khas Jawa, apakah Anda tertarik untuk menjadikannya tema taman rumah Anda? Jika tertarik, Anda bisa berkonsultasi kepada jasa taman Jogja. Semoga berbagai informasi ini bisa menjadi wawasan tambahan yang menarik dan bisa dimanfaatkan untuk kreasi taman di rumah Anda. Jangan lupa untuk menyimak berbagi ulasan menarik seputar taman lainnya di halaman
GedungSinga di Kota Surabaya merupakan gedung unik, karena digambar dan dirancang oleh dua arsitek,â terangnya, Senin (13/07/2021). Selain itu, ada yang mempesona dari susunan bangunan tersebut. Pertama, seperti yang disebutkan di awalâada dua patung singa yang berdiri di antara pintu masuk Gedung Algemeene.- Mempelajari ragam hasil buadaya nusantara rasanya tidak lengkap jika belum mengenal rumah adat dari Jawa Timur. Walau sama-sama berada di Pulau Jawa, namun ada perbedaan rumah adat Jawa Timur dengan provinsi juga Alat Musik Trompet Reog Khas Jawa Timur Seiring berjalannya waktu dan pengaruh budaya dari daerah sekitar, rumah adat Jawa Timur memiliki bentuk dan nama yang beragam. Baca juga Mengenal Kaldu Kokot, Kuliner Madura yang Melegenda Berikut adalah berbagai nama rumah adat Jawa Timur beserta keunikan,ciri khas dan fungsi yang bisa dipelajari. Baca juga Nama Pakaian Adat Bali, Ciri Khas, Fungsi, dan Filosofi Rumah Adat Jawa Timur 1. Rumah Adat Osing Masyarakat Banyuwangi mengenal Osing sebagai nama rumah adat dari Jawa Timur. Rumah adat ini merupakan bangunan khas yang ditinggali Suku Osing di Banyuwangi. Untuk menjaga kelestariannya, rumah tradisional ini bahkan telah diatur dalam Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Arsitektur Osing. Dalam peraturan itu dijelaskan tipologi bangunan Osing berdasarkan atapnya yaitu tikel, cecorogan dan baresan. Semantara struktur bangunan rumah tradisional Osing terdiri dari soko atau tiang utama, tonggo tepas, ander, penglari, lambang, jait dhowo, jait cendhek dan ubeg. Ciri khas rumah tradisional Osing ada pada rangka kayu yang terbuat dari jenis kayu mangrove seperti kayu bendo, kayu mangir, kayu putat, atau kayu tanjang. Sementara genteng tanah liat yang digunakan lebih lebar dari genteng umunya yang disebut genteng plembang. Penutup lantai yang digunakan berupa batu bata yang disusun tanpa sempen yang disebut patelah. 2. Rumah Adat Suku Tengger Melansir dari laman Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan kabupaten Probolinggo, rumah adat Tengger dibangun oleh suku Tengger di daerah lereng Gunung Bromo. Menempati lereng gunung yang berhawa sejuk, rumah adat Suku Tengger menggunakan material kayu yang didapat dari hutan di sekitarnya. Lelono dan Taniardi dalam buku Mengenal Permukiman dan Rumah Tengger Berdasarkan Sistem Kepercayaan 2019 menyebut bahwa bentuk rumah yang ada tak jauh berbeda dengan rumah-rumah di Jawa pada umumnya dengan bentuk yang lebih sederhana. Rumah adat Suku Tengger memiliki empat tiang utama yang disebut cagak guru. Sementara atap rumah adat Suku Tengger mengadopsi bentuk atap kampung walau sebagian kecil juga menggunakan bentuk atap limasan. Bagian dalam rumah dibagi menjadi tiga bagian yaitu omah ngarep untuk menerima tamu atau melakukan acara adat, omah tengah atau peturon untuk beristirahat, serta omah mburi atau pawon sebagai dapurnya. 3. Rumah Adat Dhurung Suku Dhurung di Pulau Bawean yang masuk dalam wilayah Kabupaten Gresik juga memiliki ciri khas yang memperkaya ragam rumah adat Jawa Timur. Dhurung diambil dari istilah untuk bangunan berupa balai kecil yang sering dibangun di depan rumah. Berbeda dengan rumah adat dari Jawa Timur yang lain, rumah tradisional Suku Dhurung menggunakan pondasi rumah tradisional Suku Dhurung ini bukan merupakan tempat tinggal melainkan bangunan untuk bersosialisasi, bersantai, maupun beristirahat sepulang dari ladang. 4. Rumah Joglo Jompongan dan Joglo Sinom Seperti rumah adat di Jawa Tengah dan Yogyakarta, masyarakat Jawa Timur juga mengenal bentuk bangunan Joglo yang memiliki tiang utama atau saka guru. Ada berbagai jenis bangunan Joglo, diantaranya adalah Joglo Jompongan dan Joglo Sinom. Bangunan Joglo ini biasanya dibuat dari kayu jati yang terkenal dengan kekuatannya. Sementara ruangan dalam Joglo Jompongan dan Joglo Sinom dikenal dengan sebutan sentong, seperti senthong kiwa, senthong tengen, dan senthong tengah. Sementara bagian luar Joglo Jompongan dan Joglo Sinom dikelilingi teras dengan pondasi lebih tinggi dari tanah disekitarnya. Perbedaan antara Joglo Jompongan dan Joglo Sinom adalah Joglo Jompongan memiliki gaya tradisional sementara Joglo Sinom sudah lebih modern. 5. Rumah Adat Joglo Situbondo Masyarakat Situbondo juga mengenal gaya rumah adat Joglo dengan atap berbentuk limas atau dara gepak. Tak jauh berbeda dengan Joglo lainnya, material yang digunakan biasanya berasal dari kayu jati. Bagian depan saat memasuki Joglo ini akan terdapat makara atau selur gulung. Bagian bangunan dibagi dalam beberapa ruang seperti pendopo dan bagian inti rumah yang disebut senthong. Penggunaan senthong juga memiliki pembagian seperti senthong tengen untuk dapur dan gudang, senthong kiwa untuk untuk tidur, dan senthong tengah untuk penyimpanan benda pusaka atau benda berharga. 6. Rumah Adat Limasan Lambang Sari Selain Joglo, rumah adat dari Jawa Timur juga mengadopsi bentuk limasan. Salah satunya adalah Limasan Lambang Sari yang jadi salah satu nama rumah adat Jawa Timur. Keunikan bangunan ini ada pada konstruksi atap yang menggunakan balok penyambung. Kemudian ada empat sisi atap yang dihubungkan dengan satu bubungan, dan disokong dengan 16 tiang. Sementara di bagian pondasi, rumah adat dari Jawa Timur ini menggunakan bentuk umpak dengan alas tiang-tiangnya dari batu. 7. Rumah Adat Limas Trajumas Lawakan Limas Trajumas Lawakan merupakan pembaruan dari gaya tradisional Limas Trajumas yang kerap ditemukan di Jawa Timur. Adanya emper yang mengelilingi bangunan merupakan ciri khas dari Limas Trajumas Lawakan. Emper ini memiliki bentuk lebih landai dari atap yang menaungi bangunan utama. Material yang digunakan Limas Trajumas Lawakan pun berbeda yaitu menggunakan kayu berserat seperti glugu, sonokeling, dan kayu jati. Sumber Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Maknarumah joglo #3 struktur rumah mewakili nilai hidup dan norma sosial. Rumah joglo ditopang oleh empat tiang utama, dikenal dengan istilah soko guru, mewakili empat penjuru mata angin. Masyarakat Jawa menganggap rumah sebagai tempat perlindungan. Terdapat tiga pintu utama, yaitu pintu utama di tengah dan di kedua sisi (kanan dan kiri).